Masyarakat Jawa Barat di kenal sebagai masyarakat yang
agamis, dengan kekayaan warisan budaya dan nilai-nilai luhur tradisional, serta
memiliki prilaku sosial yang berfalsafah pada silih asih, silih asah, silih
asuh, yang secara harfiah berarti saling mengasihi, saling memberi pengetahuan
dan saling mengasuh diantara warga masyarakat.
Tatanan kehidupannya lebih mengedepankan
keharmonisan seperti tergambar pada pepatah; “Herang Caina Beunang Laukna” yang
berarti menyelesaikan masalah tanpa menimbulkan masalah baru atau prinsip
saling menguntungkan.
Masyarakat Jawa Barat memiliki komitmen yang kuat
terhadap nilai-nilai kebajikan. Hal ini terekspresikan pada pepatah “Ulah
Unggut Kalinduan, Ulah gedag Kaanginan”; yang berarti konsisten dan konsekuen
terhadap kebenaran serta menyerasikan antara hati nurani dan rasionalitas,
seperti terkandung dalam pepatah “Sing Katepi ku Ati Sing Kahontal ku Akal”,
yang berarti sebelum bertindak tetapkan dulu dalam hati dan pikiran secara
seksama.
Jawa Barat di lihat dari aspek sumber daya manusia
memiliki jumlah penduduk terbesar di Indonesia dan sebagai provinsi yang
mempunyai proporsi penduduk dengan tingkat pendidikan, jumlah lulusan strata 1,
strata 2 dan strata 3, terbanyak dibandingkan dengan provinsi lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar